Contact Form

 

Sang Pemimpi untuk Para Pemimpi


Semuanya yang mustahil selalu punya tempat yang lebih menarik untuk di jadikan wahana petualangan baru. Bagi anak-anak yang jauh dipelosok, dengan hidup yang sederhana nyaris melarat, yang hisup jauh dari hiruk pikuk ambisi kota besar, tetapi selalu punya kekuatan untuk menembus batas. 
Buku pertama yang saya beli adalah buku berjudul “Sang Pemimpi” karangan Andrea Hirata. Benar-benar buku yang pertama saya beli seumur hidup. Tepat setelah perpisahan SMA dan saya mendapat reward berupa sejumlah uang atas diterimanya saya di Universitas Bengkulu melalui jalur prestasi. Uang itu segera saya belenjakan sebuah buku bersamoul biru. Sambulnya begitu dalam, dan judulnya pun begitu saya sukai. “Sang Pemimpi”, aih macam saya yang ingin sellau bisa bermimpi. 
Karena saya hanya sanggup membeli satu buku, maka itulah buku yang saya pilih. Saat memulai membacanya, saya dibuatnya bingung. Saya menenrka-terka, apa maksud halaman-halaman awal ini. Saya benar-benar mengulangi membaca buku itu berkali-kali. Haingga saya sadari, rupanya buku ini adalah edisi kedua dari Laskar Pelangi. Pantas saya bingung. Tapi saya harus tetap membacanya, bahkan buku sekelas “Ziarah” karya Iwan Simatupang saja, atau “Ronggeng Dukuh Paruk” itu berhasil saya tahlukkan, pasti buku ini pun akans aya tahlukkan. 
Benar saja, semakin lama saya semakin tertarik, masuk ekd alam cerita petualangan yang menggairahkan. Saya benar-benar terkesan dengan tulisan ini. Dan saya mengingat tiga hal setelah itu, yaitu Andrea Hirata, Laskar Pelangi, dan Bentang Pustaka. 

Total comment

Author

Unknown

0   comments

Cancel Reply